Dalam logika penganut Ahmadiyah, meski telah dijelaskan bahwa nabi Muhammad saw adalah penutup para nabi, seperti di jelaskan dalam surat Al-ahzab ayat 40, namun tidak menutup kemungkina akan adanya nabi-nabi setelah beliau. Mereka mengacu pada sebuah hadts riwayat Muslim dari Abu Hurairah dimana didalam hadits itu dijelaskan “ Saya adalah akhir dari para nabi dan masjid saya adalah akhir dari masjid-masjid”. Hadits tersebut menegaskan bahwa masjid Nabawi adalah masjid terakhir yang di bangun, dan seharusnya memang benar-benar masjid terakhir, namun masjid-masjid terus bermunculan yang di bangun oleh umat islam hingga sekarang. Hal inilah yang dipahami oleh para pengikut MGA bahwa Nabi Muhammad saw sebagai penutup masih bisa dimungkinkan akan adanya nabi-nabi lain seperti hadirnya masjid-masjid baru di dunia islam meski telah dinyatakan masjid Nabawi adalah masjid terakhir. Hadits ini memang shahih. Namun pemaknaan sesungguhnya adalah “ saya adalah penutup sekalian para nabi dan masjid saya (masjid nabawi) adalah masjid terakhir(penutup) para nabi”. Dari pemaknaan tersebut bisa dipahami akhir dari masjid-masjid para nabi. Harus dipahami akhir dari masjid yang didirikan oleh Nabi, dan pada kenyataannya tidak ada lagi masjid yang didirikan oleh seorang nabi, karena nabi Muhammad saw adalah Nabi terakhir dari rangkaian para Nabi-Nabi.
Diluar masalah kenabian, Ahmadiyah juga punya beberapa prbedaan menyolok dari keyakinan islam secara umum, misalnya mengenai masalah Nubuwat mengenai kiamat dan beberapa permasalahan dasar aqidah yang bagi umat islam sudah final. Diantaranya meyakini MGA sebagai anak Allah atau bahkan sebagai Allah itu sendiri,hal ini merujuk pada tadzkirah halaman 436 dimana disebutkan “ Engkau (MGA) disisiKu seperti kedudukanKu, engkau dari Aku dan Aku dari engkau”, dan merunut juga pada tadzkirah halaman 579yang menjelaskan “ wahai ahmadku, engkau adalah tujuanKu kedudukanmu disisKu sederajat dengan kemaha esaanKu, engkau terhormat pada pandanganKu.sungguh sangat disayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar