Jumat, 30 Desember 2011

Keuntungan lain Facebook untuk wanita ^^



Banyak hal yang bisa Anda lakukan di Facebook. Tidak hanya sebagai wadah bersosialisasi, situs jejaring ini juga bisa dijadikan tempat untuk memantau dan memengaruhi orang lain.

Menurut beberapa pria, wanita bisa memanfaatkan Facebook, tidak hanya dalam hal positif, tapi juga hal negatif. Salah satunya jika terkait masalah hubungan dengan lawan jenis.

Berikut opini beberapa pria yang membeberkan hal mengejutkan yang bisa dilakukan wanita di Facebook.

1. Membuat profil palsu untuk menguntit mantan pacar
Hal satu ini mungkin tampak sedikit ekstrem. Tapi, banyak wanita sengaja membuat profil palsu untuk bisa memantau mantan pacar tanpa diketahui pasangannya. Daripada menelepon atau mengirimkan sms, sekadar menulis “Apa kabar?” di wall Facebook, cara ini memang lebih aman.

2. Memanipulasi penampilan
Menurut pria, tidak sedikit wanita yang sering memasang foto di Facebook untuk menampilkan citra diri yang tidak sesuai realitas. Dalam foto-foto mungkin ingin terlihat lebih seksi dan berani atau sebaliknya, dan berlawanan dengan kenyataan. Hati-hati, hal ini bisa menjadi bumerang buat wanita.

3. Menulis status berlebihan dan provokatif
Status di Facebook bisa dibaca siapa saja dan banyak wanita yang mengggunakannya untuk tujuan provokasi atau pamer. Bagi pria, hal yang paling menyebalkan adalah “curhat”, soal kehidupan pribadi di status. Menurut pria, lebih baik berbicara langsung daripada mengumbarnya di Facebook, karena kesannya seperti mengharap belas kasihan. Selain itu, pamer soal kelebihan atau tempat yang didatangi dan langsung memasangnya di status.

4. Memasang foto ambigu
Status sudah berhubungan dengan seseorang, tetapi dalam beberapa foto terlihat mesra dengan pria lain. Hal ini seperti ingin “membakar” rasa cemburu pasangan dengan cara kekanakan. Foto ambigu itu juga menurut pria, sengaja untuk membuat orang lain mempertanyakan hubungannya, dan memberikan perhatian padanya.

5. Status hubungan palsu
Beberapa wanita lajang banyak memasang status hubungan dengan “in a relationship”. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi “kasihan” orang atas statusnya yang masih lajang. Hal ini menurut pria, sangat tidak masuk akal, karena justru status tersebut menghambatnya mendapat
pasangan. Apakah Anda juga melakukan hal sama? Hati-hati, menurut opini pria, kebiasaan ini bisa menjadi bumerang bagi wanita!!


Sumber : rangkuman dari pendapat temen-temen Facebook ^^

Minggu, 18 Desember 2011

Kisah asal mula Kuningan



Pada masa dahulu sunan gunung jati, salah seorang dari wali songo pergi ke negeri cina menyebarkan agama Islam. Ia bertemu dengan kaisar Tiongkok yang seorang Tartar. Kaisar Tiongkok itu menguji Sunan Gunung Jati dengan menanyakan apakah putrinya yang bernama Ong Tien Neo pada waktu itu sedang mengandung. Sunan Gunung Jati tanpa ragu-ragu menjawab Ya! Bahkan menurutnya, putri itu akan melahirkan  seorang putra dalam waktu dua atau tiga bulan lagi. Sang Kaisar menjadi murka mendengar  jawaban itu.Ia yakin bahwa putrinya pada saat itu masih perawan.
Karena jawaban itu ,Sunan Gunung Jati di tuduh sebagai wali palsu. Ia kemudian di hukum dengan di ceburkan ke laut. Berkat rahmat Allah Swt, Sunan Gunung Jati selamat di bawa arus laut sehingga terdampar kepantai Cirebon  yang memang tempat kediamannya. Ong tien Nio sangat sedih ketika mendengr bahwa Sunan Gunung Jati telah di hukum oleh ayahnya. Ia merasa lebih kesal lagi karena ia memang hamil secara mukjizat. Mengetahui hal ini, Kaisar sangat menyesali perbuatannya karena telah mempermainkan seorang saleh. Demi menebus dosanya, Ia kemudian mengirim Ong Tien Nio ke Cirebon untuk di nikahkan degan Sunan Gunung Jati.
Setelah menjadi istri Sunan Gunung Jati, Ong Tien Nio kemudian melehirkan seorang putra yang di perolehnya secara gaib itu di suatu kota yang terletak di lereng Gunung Ceremai. Pangeran kecil itu di beri  nama Aria Kemuning karena warna kulit tubuhnya yang kuning muda. Kota tempat kelahirannya itu kemudian diberi nama Kuningan. Hingga saat ini  di Kuningan ada satu makam, yang di anggap sebagai makam Aria Kemuning. Makam itu sampai saat ini diziarahi oleh banyak orang.

*Sumber: Sejarah untuk anak(Yudhistira)

Sabtu, 10 Desember 2011

Sumber Inspirasirasi Buku Zero To Hero



1)      Al-Qur’an Al-Karim
2)      An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, Al-Ma’arif, Bandung.
3)      An-Nawawi, Syarah Hadist Arbain, Hazanah Ilmu, Solo, 1996.
4)      ‘Aidh Bin Abdullah Al Qarni, DR. Jangan Bersedih, IBS, Bandung, 2004.
5)      ‘Aidh Bin Abdullah Al Qarni, DR. Kunci Sukses, Al I’tishom, Jakarta, 2005.
6)      Abbas As-Sissi, Dakwah Dan Tarbiyah, Al-Quds, Jakarta 1994.
7)      Abduh Rabbani, Aktifis Harokah Dambaan Umat, Pustaka Al-Bayyinah, Jakarta, 1993.
8)      Abdul Bara’ Sa’ad Bin Muhammad Ath Thakhisi, Tazkiyatun Nafs, Pustaka Mantiq, Surakarta, 1996.
9)      Abdul Qadir Abu Faris, Tashawwur Islami, Media Idaman, Surabaya, 1994.
10)   Abdullah Nashih Ulwan, 5 Taujih Ruhiyah, Media Idaman, Surabaya, 1994.
11)   Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, CV. Assyifa’ Semarang, Tanpa Tahun.
12)   Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Akhlakiyah, Amal Sehat Press, Jakarta, 1994.
13)   Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Ruhiyah, Rabbani Press, Jkarta, 1993.
14)    Abu Ahmad MArwan, Yang Tegar di Jalan Dakwah, YP2SU, Yogyakarta, 1992.
15)   Abu Ridha, Urgensi Tarbiyah dalam Islam, Inqilab Press, Jakarta, 1994.
16)   Ahmad Faried, DR., Menyucikan Jiwa, Risalah Gusti, Surabaya, 1994.
17)   Bobbi De Potter, et.all. Quantum Teaching, Kaifa, Bandung, 2000.
18)   Fathy Yakan, Komitmen Muslim Kepada Harakah Islamiyah, Najah Press, 1994.
19)   Fathy Yakan, Komitmen Muslim Sejati, Era Intermedia, Solo.
20)   Hafidhuddin, Didin, 2000. Makalah Sistem Pendidikan Islam Solusi Perbaikan Moral Generasi Bangsa.
21)   Hasan Al-Banna, Kajian Penting dalam Sirah Nabi dan Sejarah Islam, Risalah Gusti, Surabaya, 1994.
22)   Hasan Al-Banna, Hadist Tsulatsa’,Era Intermedia, Solo, 2000.
23)   Hasan Al-Banna, Risalah Pergerakan, Era Intermedia, Solo, 1998.
24)   Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Mukhtashar Minhajul Qashidin, Mu’assasah ‘Ulumul Qur’an, Damsyiq-Beirut, 1978.
25)   Ibnul Qoyyim, Terapi Penyakit Hati, Pustaka Mantiq, Solo, 1996.
26)   Jasim Badr Al-Muthawi, Efisiensi Waktu, Risalah Gusti, Surabaya, 1993.
27)   Khalid Muhammad Khalid, Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah, Diponegoro, Bandung, 1992.
28)   Khurram Murad, Generasi Qur’ani, Risalah Gusti, Surabaya, 1992.
29)   Muhammad Shalih Al-Munajjid, Obat Lemahnya iman, Darul Falah, Jakarta, 1995-1415H.
30)   Najib Khalid ‘Amir, Tarbiyah Rasulullah, Gema Insani Press, Jakarta, 1994.
31)   Rahmat Abdullah, KH. Untukmu Kader Dakwah Bijak, Pustaka Da’watuna, Jakarta, 2004.
32)   Said bin Al-Kahthani, DR, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Gema Insani Press, Jakarta, 1994.
33)   Said Hawwa, Jalan Ruhani, Mizan, Bandung, 1995.
34)   Said Hawwa, Membina Angkatan Mujahid 2, Al-ishlahy Press, Jakarta, 1993.
35)   Sayyid Bin Abdul Maqshud bin Abdurrahim, Merajut Hati Terapi Praktis Menyeimbangkan Nurani Menuju Ilahi, Risalah Gusti, Surabaya, 1994.
36)   Sayyid Muhammad Nuh, Terapi Mental aktifis Harakah, Pustaka Mantiq, Solo, 1994.
37)   Sayyid Muhammad Nuh, Manhaj Rasul Menanamkan Ruhul Jihad pada Jiwa para Sahabat, Pustaka Amanah, Solo, 1994.
38)   Sayyid Kuthub, Petunjuk Jalan (Ma’alim Fith Thariq), Media Dakwah Jakarta, 1987.
39)   Sayyid Kuthub, Fi Zhilaalil Qur’anm Juz. 1, Bina Ilmu, Surabaya, 1982.
40)   Sayyid Kuthub, Fi Zhilaalil Qur’anm Juz. 12,  GIP, Jakarta, 2001.
41)   Sholah Abdul Fatah Al-Kholidi, DR, Membedah Qur’an versi Qur’an, Pustaka Progressif, Surabaya, 1997.
42)   Valentine Dinsi, Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian, Lets Go, Jakarta, 2004.
43)   Wibowo, B.S. dkk., 2002.  SHOOT, Kiat Praktis Manajemen Pengembangan SDM untuk Pribadi, Tim dan Lembaga dalam Meraih Sukses Dunia Akhirat. Bandung : PT Syamil Cipta Media.
44)   Yusuf Al-Qaradhawi, DR, Ikut Ulama Yang Mana?, Prores-sif, Surabaya.
45)   Yusuf Al-Qaradhawi, Fiqh Prioritas, Rabbani Press, Jakarta 1997.
46)   Yusuf Al-Qaradhawi, Iman dan Kehidupan, Bulan Bintang, Bandung, 1987.
47)   Yusuf Al-Qaradhawi, Karakteristik Islam, proressif, Surabaya, 1997.
48)   Yusuf Al-Qaradhawi, Sistem Masyarakat Islam, CIP, Solo, 1997.
49)   Yusuf Al-Qaradhawi, Totalitas Islam, Rabbani Press, Jakarta 1993.
50)   Kumpulan Makalah, Ceramah dan Manuskrip.
51)   Bendel Majalah Inthilaq, Lembaga Pengkajian Dunia Islam, Jakarta, 1992-1993.
52)   Bundel Majalah Sabili.
53)   Bundel Majalah Tarbawi.
54)   Bundel Majalah Saksi.
55)   Bundel Majalah Ghoib.
56)   Bundel Majalah Ummi.
57)   Bundel Majalah Hidayatullah.
58)   Bundel Majalah Da’watuna.
59)   Kliping berbagai surat kabar.

9 Tipe Kepribadian



1.       Perfeksionis
Dimotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain, dan menghindari marah.
2.       Penolong
Dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, untuk mengekpresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
3.       Pengejar Prestasi
Dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.


 4.       Romantis
Dimotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan sendiri dan dipahami oleh orang lain, untuk menemukan makna hidup, dan menghindari citra diri yang biasa-biasa saja.
5.       Pengamat
Dimotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan memahami semesta, merasa cukupdengan diri sendiri dan menjaga jarak, dan menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
6.       Pencemas
Dimotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7.       Petualang
 Dimotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia dan merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih kepada dunia, dan terhindar dari derita dan duka cita.
8.       Pendamai
Dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain, dan menghindar konflik.
                                                                   9.    Pejuang
 Dimotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri dan dapat memberi pengaruh pada dunia dan terhindar dari kesan lemah.


                                                                                                              

Dari: Eneagram

1.